Sehabis reunian di Putt-putt Golf n setelah dapat foto2nya dari cak eko ma yuk meme via FB, dengan semangat 45 aku kirimkan foto2 tsb ke teman-teman yang tidak sempat mengikuti acara tersebut lewat email. Harapanku mudah2an teman2 yang lain ikut seneng dan 'mongkog' ngeliat foto teman-teman SMA-nya. Nah salah satu yang aku kirimin adalah yuk Budi Etti Sulistyowati, dulu kelas I-A trus di Biologi... arek Lestari yang slalu b-2 ma yuk Anis Pujiastuti. Aku udah ngebayangin betapa senengnya yuk Etti liat foto teman2 SMAnya... besoknya ada balasan email dari yuk Etti. Begini nih balasannya :
wajah wajah mereka......... AKU G KENAAAALLLL !!! Siapa tuh, bukan temankuuu!!!
Mbuh Den, aku sing amnesia opo mereka yg face off ya, kok aku sama sekali g ngeh???
ini komen dari cak warno :
BalasHapusWaaahhhh.. Gawat iku Den..
Dari yang ketemuan kemarin dan comment dr temen jauh ya lain, mereka msh
inget walaupun tdk 100%, lha ini koq ga inget sama sekali....
Welehh..weleh...harus dibawa ke dokter itu... Heee...heeee...
Ini komen dari cak kohar :
BalasHapusAda dua kemungkinan mengapa Etty tidak mengenali kawan-kawannya sehingga menganggap yang ada dalam foto tersebut "bukan temenku!!!". Kemungkinan pertama (dan mudah-mudahan ini yang benar), Etty memang benar-benar lupa karena memang secara fisik telah terjadi sejumlah perubahan pada diri kita--dan saya yakin perubahan 'bentuk' itu pun menimpa Etty, karena hal itu bersifat alamiah.
Jadi, kalau Etty tidak mengenali kita karena perubahan fisik, hal itu amat sangat wajar dan bisa dimaklumi. Amat wajar karena pergumulan Etty dengan sejumlah teman mungkin teramat singkat, hanya dua sampai tiga tahun--bandingkan dengan usianya yang mungkin sudah 38-40 tahun..
Kemungkinan kedua, dan ini yang tidak kita harapkan, Etty sengaja melupakan kawan-kawannya pada masa lampau untuk alasan tertentu. Misalnya, ada peristiwa masa lampau dia semasa SMA yang menyesakkan hatinya sehingga membuatnya ingin membuang jauh-jauh kenangan tersebut.
Kemungkinan kedua itu bisa dimaklumi, meskipun patut disayangkan. Kata pepatah bijak, "Masa lalu tidak untuk dilupakan, tapi dimaafkan" (forgiven but not forgotten). Berbahagialah orang-orang yang dapat berdamai dengan masa lalu, karena membuat kita menjadi historis, bukan ahistoris. Dan alangkah kasihan orang-orang yang gagal mengakrabi masa lalu dan menjadi amnesia.
Orang yang pandai mengingat masa lampau sebanyak mungkin, bakal menuai berkah yang melimpah pula. Lihatlah bagaimana daya ingat seorang Andrea Hirata mampu melahirkan karya sastra berupa tetralogi novel 'Laskar Pelangi', 'Sang Pemimpi', 'Endensor', dan 'Mariamah Karpov'. Novel-novel tersebut mampu menginspirasi banyak orang untuk bangkit, berbuat, lebih bersemangat dalam hidup, bahkan bertobat.
Tapi, apa pun, saya tak berhak menghakimi siapa pun atas tindakan apa pun. Apalagi, 'hanya' sebuah tindakan 'lupa'. Tulisan saya hanyalah sebuah pandangan dari seorang teman terhadap teman atas kealpaannya tentang pertemanan. Semoga berguna. (AK)
daya ingat memang tidak selalu dengan rupa, bentuk atau warna. Aku misalnya, akan mudah ingat bila dengan rupa, sedangkan kata-kata agak gampang lupa. Atau ada temen yang inget mungkin berdasarkan kata-kata, nama dll.Jadi mungkin saja kita mempunyai semacam 'jembatan keledai' (meminjam istilah tan malaka) masing-masing... dan kealpaan bukan berarti bukan sebuah keniscayaan, mengingat Etti pun toh hanya berdasarkan raut muka, bukan kata-kata atau suara verbal...(yang mungkin merupakan jembatan keledai-nya.
BalasHapusSementara pengingkaran "bukan temenku" juga tidak serta merta kita pandang sebagai sebuah pengingkaran absolut, tapi lebih kepada sulit untuk mengenal kembali raut muka temen2 kita..
dan aku yakin bila nanti ketemu di reuni, pasti etti akan histeria dan berujar " oooo alllah...kowe to tibakke nduk foto iku.. kok beda karo memoriku to..."
ini mungkin sebuah pendapat optimisme dalam pertemanan - yang terus kita pupuk dan siram. moga.
Kalo dikaji lebih dalam, pernyataan etik itu sebetulnya pernyataan yg terlontar karena saking girangnya akhirnya bisa bersua dg teman2 SMA-nya meski lewat foto.
BalasHapusOmongan etik itu adalah omongan wong suroboyo tulen asli... Wong suroboyo itu kalo ketemu dg teman akrab yg lama ga ketemu akan bilang "Di**put Awak peno saiki kok tambah uelek pol seh c*k!!..c*k"!!... (padahal emang dari dulu udah jelek hehehe) trus temennya pasti menjawab " yo ngene iki aku c*k... lha awakmu iki koyok ngganteng-nggantengo sak Njagir (itu lho jembatan dekat wonokromo)"
Justru dari lontaran2 seperti itulah akan tercipta suasana yg akrab dan semakin membuat persahabatan/pertemanan tambah erat.
Buat Deni, seratus untuk anda. P. Kohar tega sekali kau padaku. Mosok konco dewe didiagnosa mempunyai trauma masa sma ker... Begini lho teman2, aku akui dulu di sma memang kurang bergaul, jadinya daya ingatku terhadap wajah2 kalian sekarang ini otomatis juga tidak sekuat kalian yang dulunya sangat erat antara teman sma. So, maaf beribu maaf kalau waktu deni email foto PutPut memoriku sama sekali tak terpanggil.
BalasHapusMungkin kalau fotonya disertai nama2 yang wajahnya terpampang disitu, foto itu jadi lebih bermakna buat saya. Trimakasih buat komentar2nya...
Mbak Etty, apurane yo..komentarku cuma guyon... Walaupun sebenarnya sampean memang lupa atau ga kenal kita, termasuk aku.
BalasHapusGpp rek, kalo gitu, ya kita kenalan lagi... Namaku Luwarno, dulu dipanggil arek2 Loewaxs, asli Lengkong, dari I-3 trus ke A1....