Senin, 10 Agustus 2009

Temu Kangen Alumni 89 : Antara PGG - UGD


Terealisir sudah, sebuah pertemuan yang diawali oleh undangan berantai, setelah pencarian panjang dan beberapa pertemuan parsial secara sporadis antar temen-temen alumnus SMAN Kertosono tahun 1989 (angkatan 1986). Dan, memang sebelumnya juga telah menjalin komunikasi via media seluler dan internet, khusunya di Serang, Cilegon, Bandung dan Jabodetabek. Tentunya tanpa mengecilkan makna temen-temen yang berada di luar daerah yang aku sebutkan diatas. Dan, bagi temen-temen yang di kampung halaman (Nganjuk dan sekitarnya), P. Jawa, luar Jawa bahkan di luar negeri ; Aussi, Negri paman Sam, Negeri Gothe dan mungkin lainnya, tetap bisa berkomunikasi lewat media yang ada.

Pertemuan di Putt Putt Golf & Games (PGG) telah menjadi tonggak tali silahturahmi antar temen-temen, meski masih sebatas satu angkatan. Namun tidak menutup kemungkinan akan berkembang ke arah yang lebih luas dan bermakna serta terbuka. Meskipun aku tidak mengikuti dari awal, aku dapat menyaksikan bahwa mereka cukup puas dan tampak wajah-wajah ceria dan sumringah. Lihat sebagian hasil jepretan mat kodak ini:

lokasi main mini golf n mancing buat anak-anak

mereka inilah yang menyiapkan lauk pauk...acara gathering ini...


gerr gerr an antar kita... ayo saweran ojo guyon ae...

nggaya...action...cut...

wien...sabar...semua kebagian kok

ENY: "jus jengkol 2" (nah lho buat siapa en? ...)

MAS PELAYAN : "gak ada bu...jus jengkol" (kan nbener to)


lha klo ini..numpang mejeng (hahahaha...)


pose ala kesebelasan perseker........hehe ..
jangan lama-lama posenya perut nih dah pada nyesek..

Ada beberapa kesepakatan yang mungkin masih berupa embrio atau bahkan masih bersifat konsep, antara lain : [1] adanya kontribusi komunitas yang ada dalam acara reuni tanggal 24 september nanti berupa gift atau cindera mata ke pihak almamater (SMUN Kertosono) yang bisa dimanfaatkan guna menunjang SMU berbasis SBI, [2] adanya kesepakatan awal untuk mengadakan acara atau pertemuan yang lebih terjadwal dalam periode tertentu, [2] adanya kesediaan dan keterbukaan antar temen-temen untuk mewakafkan sebagian rejeki guna menunjang kegiatan tersebut, sesuai dengan keikhlasan masing-masing, [4] ada yang tersirat dalam pertemuan tersebut bahwa ikatan emosional antar temen-temen ternyata begitu besar dan tulus.

Namun, dibalik suksesnya pertemuan tersebut terdapat kisah dibalik layar yang temen-temen perlu ketahui. Sebuah kisah perjuangan temen kita, Kamidi, yang dengan semangat dia ingin bersua dengan sohibnya, dilaluinya, hingga berdarah-darah. Bagaimana tidak, akhirnya toh pertemuan dan bersilahturahmi dengan dia dilakukan Unit gawat darurat (UGD) RSAL Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta.

Kisahnya, kira menjelang jam 11.00 WIB siang tadi aku ditelpon oleh Kamidi (sesuai di daftar telepon selulerku), namun nada bicaranya lain.

“Halo pak saya temen sesama pengendara. Pak Kamidi mengalami kecelakaan di bawah fly over seberang JCC, tolong bapak datang kesini secepatnya”, pintanya

“Oh. Ya. Itu temen saya, saya posisi di Semanggi, saya akan segera menuju kesitu. Kondisinya gimana?”, jawabku agak gugup, karena sebenarnya akau agak tergesa menuju Putt Putt, mengingat baru saja mengantar istri jahit baju di bilangan Menteng Dalem.

“Luka-luka pak di bagian kepala dan agak lupa, yang dia ingat nama bapak”, katanya.

“Tunggu sebentar pak, tolong ditunggu ya”, pintaku.

Sejurus kemudian aku agak ngebut sambil menghubungi Eko Wahyono dan Didik Subiantoro, lupa kalau istri sedang hamil. Sori ya bunda. Dan dalam saat yang agak mengagetkan itu, Eny, Chasun dan Deny juga menelepon aku tentang arah menuju Putt Putt. Aku informasikan singkat, jalan menuju lokasi sekaligus aku permisi mungkin terlambat karena sedang membantu Kamidi yang mengalami kecelakaan.

Mengingat posisi di seberang JCC aku putuskan memutar di Slipi yang terlihat lengang dan lancar, karena aku lihat arah TVRI sudah padat merayap. Sesampai di TKP, aku lihat Kamidi, duduk di bawah fly over dan kemudian aku kasih tanda double sign pada mobil. Aku datangi Kamidi dan sekilas aku periksa luka-lukanya dan aku tanyakan muntah tidaknya. Dia tidak muntah. Ternyata ada luka yang cukup dalam dipelipis kiri (kayaknya butuh jahitan). Ada lecet di beberapa wajahnya, kaki dan tangan. Aku datangi orang yang menolongnya. Aku ucapkan terima kasih. Aku sempat tanya namanya, tapi lupa. Yang jelas ada tiga orang, 2 orang sesama pengendara, dan 1 orang warga di sekitar Benhil.

Mengingat kondisi Kamidi, aku mau secepatnya ke RSAL Mintohardjo, maka aku putuskan mengamankan sepeda motor Kamidi, karena istri dan baby sitter tidak bisa naik motor. Akhirnya bersama bapak warga Benhil itu, aku titipkan di Ibu penjual rokok di dekat Fly over itu. Sambil berlari aku kembali ke TKP dan menghentikan taxi (klo nggak salah KOSTI Jaya), pertimbanganku, klo aku bawa dengan mobilku, takut ada trauma ke anakku yang masih 3,9 tahun. Karena saat sampai di TKP tadi si kecil sudah berujar, “itu temen ayah kecelakaan ya… berdarah..”. Sementara istri baru hamil 2-3 bulan, lagi mual-mual-nya.

Sejurus kemudian meski agak melanggar lalin, aku terobos belok kiri ke arah Benhil, tak lupa aku ucapkan terima kasih kepada bapak-bapak yang telah menolong temen kita, Kamidi. Ikatan persaudaraan karena sesama pengendara, yang mereka usung, sungguh indah dan mulia. Sekali lagi terima kasih bapak-bapak, aku lupa namamu, tapi tidak akan lupa jasamu.

Sesampai di UGD, langsung ditangani mbak suster dan bu Dokter, beliau melakukan observasi atas kondisi Kamidi, dan keputusan untuk sementara tidak apa-apa (untuk kepastiannya ditunggu 2 jam kemudian), tapi luka yang di pelipis kiri harus dijahit, 2 jahitan. Tapi, kamidi menolak, aku sedikit agak memaksa, karena kalau tidak, maka harus membuat surat pernyataan. Setelah aku desak terus, dia memutuskan menunggu istrinya dating dulu. Setelah istrinya datang (agak haru mereka berpelukan), aku desak lagi, dan akhirnya 2 lawan 1, Kamidi menyerah, akhirnya diputuskan dijahit.

Kemudian, bersama tetangganya Kamidi, mas Yusuf Subekti, aku mengambil sepeda motor dan kuputuskan aku bawa ke rumahkku aja, karena memang Kamidi harus pulang naik taxi atau dianter. Setelah menganter sepeda motor ke rumah, dan kembali ke UGD, ternyata sudah dijahit dan aku ke apotik, agar obat segera bisa diminum. Tak lupa aku pesankan untuk makan dulu meski sedikit sebelum minum obat…..

Sambil menunggu hasil observasi, aku putuskan ke Putt Putt dulu, ketemu dan mengabarkan kondisi Kamidi ke temen-temen.

Setelah di Putt Putt, kangen-kangenan, dan arena telah diawali kondisi mas Kamidi, masih ada rasa guilty pleasure, disatu sisi senang banget ketemu temen-temen yang sebagaian besar hampir 20 tahunan ngak pernah ketemu, di sisi lain, ada rasa bersalah atas kondisi Kamidi - yang paling tidak aku salah satu diantara temen2 - yang setengah memaksa dia untuk datang. Hal ini aku lakukan, karena setelah aku sms untuk mengundang, dia jawab ,“Insya Alloh tp ga janji ok”.

Setelah, kangen-kangenan dan rembukan yang hasilnya aku sampaikan diawal tulisan ini. Pas jam 15.00 WIB kita putuskan keluar dari PGG untuk menjenguk Kamidi ke RSAL Mintohardjo.

Saat tiba di sana, kondisi Kamidi sudah membaik, haru, seneng, gembira dan berbagai rasa teraduk jadi satu di UGD itu. Mungkin rasa sakit Kamidi agak terobati dengan kedatangan temen-temen ini. Sungguh, suatu moment yang haru. Yang dari awal aku ragu untuk mengambil gambarpun, setelah melihat senyuman Kamidi, aku jepret, jepret aja… Kamidi, jarang lho tersenyum… Biasanya dia itu serius...hehe.. Lihat sebagian hasil mat kodak di ini:

tuska..kok yo nggoda kamidi (settt ada istrinya lho..ntar cembokur)

meski sakit.. tetep ceria...(istri kamidi sampe menangis bahagia..lho)

jenggo + eko...pasti bisik-bisik nggak genah areke..


tuska yang mengantar kamidi ke rumah... cepat sembuh kang..
jangan kapok klo ada ketemuan lagi, tetep datang...

Akhirnya, kami berpisah sekitar jam 16.00 WIB di UGD itu, Kamidi akhirnya pulang dinater Didik dan Tuska, sementara temen Kamidi ikut ke rumahku mengambil sepeda motornya….

Selamat berpisah sejenah… selang waktu kemudian mereka pasti udah pada nggak tahan.. pasti segera ambil BB, laptop untuk up date di FB, blog, ato saling sms…. Kan udah aku katakan, mereka ini klo ngumpul mestinya gak cukup 1-2 atao 3 jam… ga pa pa yang penting photo-photonya…

Terima kasih semuanya, kapan kita kumpul lagi? He he…




2 komentar:

  1. jan arek-2 iki hebat tenan
    wingi, aq sih tekan tol
    ono sing ngajak fb
    ono sing ngajak YM an

    Cak Slamet, 4 jam iku kurang suwe
    mestine 4 hari 4 malam
    dadi bawal ambek lele sak kolam mesti entek

    BalasHapus
  2. yo anakmu mesti suuueneng cak... mancing!

    oh ya, anaka2 pada tertarik nyoba mini golf nggak ya friend?

    kita adakan wayangan, sementara lewat YM...

    BalasHapus