Rabu, 22 Juli 2009

Reportase : Resiko berangkat kerja di Jalan Tol

Tiga tahun sudah, tidak terasa tol bekasi-jakarta selalu aku lalui, pergi-pulang. Berangkat paling lambat dari rumah harus pukul 6.45 WIB dengan berharap dan berdoa tidak ada halangan di jalan, khususnya di jalan tol. Karena jalur inilah andalanku sampai di kantor tepat waktu alias jangan sampai telat. Jam masuk kantor 7.30 WIB. Namun, selama tiga tahun lebih itu banyak kejadian yang bisa dikenang baik dengan tersenyum, kesal, dongkol, lega dan bahkan was-was.

Beberapa kali aku pernah telat karena ada musibah kecelakaan di jalan tol atau ada truk angkutan yang muatannya tumpah ke jalan, faktor alam-hujan lebat, kemacetan di tol karena menunggu kelewat lama rombongan tamu negara atau pejabat yang sedang lewat. Dan pasti yang nyesek itu, atas keterlambatan itu dipotong 2,5% dari gaji, walau telatnya hanya kurang dari satu menit. Itulah resiko klo berangkat kerja terlalu mefet jamnya kali ya hehe...

Pernah suatu ketika, terjadi kemacetan yang panjang karena truk yang mengangkut besi tua/besi bekas tumpah di jalan tol, di selebar jalan terserah besi-besi dan paku. Pas kejadiannya beberapa ratus meter di depan. Nah, aku ambil resiko jalan pelan-pelan di sebelah kiri-daripada telat- karena truk memang ada di sebelah kanan jalan. Tahu-tahu sorenya baru ketahuan ban sisi kanan depan dan belakang kempes, kena paku. Sialan. Resiko di jalan.

Tetapi resiko yang paling mendebarkan, kayaknya di pagi ini, kira-kira jam 07.02 tadi [hari ini Rabu tanggal 22 Juli 2009], pas di KM 06 - terdapat kejadian bus karyawan pabrik yang terbakar di sisi kiri jalan tol. Kira-kira 300 meter di depan itu ada tanda asap mulai mengepul, mulanya aku kira pembakaran jerami, tapi kok semakin membumbung tinggi dan kendaraan pada berhenti mendadak. Karena memcurigakan aku ambil moment itu... jepret...jepret...

Baru aku berpikir, sepertinya ada mobil kebakaran, karena asapnya semakin hitam, pasti dari karet atau ban yang mulai terbakar. Karena semua juga pada terus aku terus aja meski agak was-was, siapa tau, klo pas disisi kendaraan kita ternyata tangki bensinya meledak atau merembet ke kendaraan lain.

Jalur paling kiri sejurus kemudian, polisi dan kru jasamarga memacu kendaraaan tuk sampe ke TKP, mingir dulu pak pir bus, jangan ambil kiri dong.....

Temen-temen bisa liat foto TKP pagi tadi yang aku jepret pake HP, moga menjadi bagian dari berbagi cerita diantara kita:

Masih menduga-duga asap apa nih?


Mulai kuwatir dan was-was

Kepastian yang terbakar dan was-was klo meledak, plus dibel terus dari belakang nih...

Baru terasa lega nih, berhenti sejenah ah...jepret 1x lagi




Ayo pada cerita kisahmu, inggih mbak, mas, kang, dik, yu, jeng.....dipun tenggi....

[sb]



2 komentar:

  1. Kalo soal mefet, kayaknya Kang Slamet tukang mefet
    sejak smp kalo brangkat pasti pas-2an

    BalasHapus
  2. lha kuwi, mefet ancen ueenakkk... mungkin itu cara memacu andrenalin biar semangat belajar atau semangat kerja, jadi masuk ruangan langsung semangat...gitu lho cak ..[iso ae rek alasanne].

    BalasHapus